Depok.suara.com, Ketua Fraksi PDI-P Kota Depok Ikravany Hilman mengatakan bahwa pemasangan spanduk tolak kenaikan BBM yang terpasang disetiap sudut strategis di Kota Depok oleh PKS merupakan salah satu cara memanfaatkan momen yang ada dan cenderung membuat pemandangan di Kota Depok jadi tambah semrawut
"Kami menilai PKS sedang memanfaatkan momen, nggak percaya bahwa itu adalah bagian dari ketulusan untuk memperjuangkan kesejahteraan," katanya.
"Tetapi lebih kepada opportunities politik, memanfaatkan momen saja," sambungnya.
Ikra menilai, pemasangan spanduk di Kota Depok hanya membuat kondisi semakin semrawut.
Baca Juga:Palembang Berkabut Dengan Jarak Pandang Kurang 1 Kilometer Pagi Hari, Ini Kata BMKG
"Khusus untuk Depok, spanduk itu jadi irrelevant, Depok dibangun semakin semrawut semakin ugal-ugalan," katanya.
Memang, lanjut Ikra, PKS mempunyai hak untuk memasang spanduk di jalanan. Hanya, lanjut dia, juga harus dibarengi kontribusi di lapangan.
"Artinya, hak PKS buat itu, tetapi itu akan lebih punya landasan etis, landasan moral ketika dia memang urus kota ini dengan bagus," katanya.
"Saya nggak tahu persis (lokasi pemasangan spanduk) tapi hampir semua titik strategis ada spanduk. Partai mau pasang nggak apa-apa. Tapi juga hak kami untuk mengkritik itu," sambungnya.
Sementara itu, Bendahara Umum DPD PKS Depok Ade Supriatna mengatakan, PKS menyatakan sikap menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), DPD, Fraksi dan Kader Partai keadilan Sejahtera (PKS) Depok menggelar flashmob di 11 Kecamatan Kota Depok.
Baca Juga:Cuma Kulum "Pentol", Pergaulan Bebas TKW di Arab Saudi
Lebih lanjut Ade Mengayakan, pihaknya kenaikan BBM akan berdampak sistemik di masyarakat, mulai dari lonjakan harga hingga berdampak pada tatanan sosial.
“DPD PKS dan Fraksi PKS DPRD Depok turut merasakan kegelisahan warga akan potensi kenaikan harga kebutuhan pokok yang dipicu kenaikan ongkos produksi dan sektor transportasi, dan ada acaman tumbuhnya warga miskin baru,” katanya