Depok.suara.com - Mendidik anak agar menjadi orang sukses bisa dimulai dari usia dini. Para orang tua perlu membentuk karakter anak dengan sedemikian rupa, terutama terkait dengan pengambilan keputusan dan hal-hal penting lainnya bagi anak yang kelak berguna.
Dasar ini diambil dari buku terbaru Margot Machol Bisnow, 'Raising an Entrepreneur: How to Help Your Children Achieve Their Dreams'. Penulis dan pakar pengasuhan anak asal Amerika Serikat itu mewawancarai 70 orang tua yang membesarkan anak hingga menjadi orang dewasa yang sangat sukses.
Secara umum, komunikasi orangtua berpengaruh besar dalam membentuk anak di masa depan. Berikut adalah ungkapan yang tidak pernah digunakan orang tua dari anak-anak yang tumbuh menjadi orang sukses
1. "Ayah/ibu tidak percaya kamu, jadi ayah/ibu akan mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah".
Semua orang tua menekankan pentingnya tanggung jawab sejak usia dini. Mereka ingin anak-anak mereka bertanggung jawab, menghadapi masalahnya sendiri, belajar dari kesalahan dan lebih percaya diri seiring bertambahnya usia.
Tapi ini bukan hanya tentang PR sekolah. Pemilik Mutual Mobile, John Arrow, mengaku bahwa saat dia duduk di kelas lima, dia dan teman-temannya menulis surat kabar sekolah, yang langsung habis terjual. Namun, mereka gagal melakukan pengecekan fakta.
Kepala sekolah sangat marah, dan teman-temannya mendapat masalah dengan orang tua mereka. Tetapi orang tua John malah tertawa dan menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya sendiri.
"Mengetahui orang tua saya akan mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar karena mempercayai saya," kata John.
2. "Nanti Ayah/ibu berikan tambahan uang jajan supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau"
Baca Juga:Everton Angkut James Garner dari Manchester United
Dampak negatif dalam memanjakan anak bermula dari kebiasaan orangtua yang memberikan semua keinginan anak. Kebiasaan ini secara tidak langsung membuat anak tidak bisa belajar tentang apa itu konsep dan sikap tanggung jawab.
Anak yang terbiasa dimanja dengan uang dampaknya akan menjadi malas, tidak termotivasi, dan juga mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Pada akhirnya, mereka akan tumbuh besar tanpa kematangan emosional, dan mengalami berbagai kesulitan dalam mengatasi masalah ketika mereka dewasa.
Yang terpenting adalah memberikan pengertian kepada anak dalam menggunakan uang saku dan berikan fasilitas bagi anak untuk menabung.
3. "Tidak ada kegiatan lain sepulang sekolah selain belajar!"
Banyak orang tua tidak memahami keinginan dan cita-cita anak-anak mereka. Beberapa anak sebenarnya tidak punya keinginan untuk pintar dalam akademis, namun orang tua justru memaksakan kehendak dirinya sendiri.
Orang tua harusnya mendukung keinginan anak-anaknya. Sebab, aktivitas bermainpun dapat membantu anak belajar. Misalnya dalam membuat permainan, aturan dan kesepakatan. Dengan begitu, anak memiliki kesempatan untuk mempelajari suatu hal hingga mampu membuat keputusan.
4. "Ayah/ibu akan memberikan kamu uang jika kamu mendapatkan nilai Bagus"
Memberi reward berupa uang saat anak mendapat nilai bagus, atau menyelesaikan tugas sekolah lainnya, ternyata tidak disarankan. Saat orang tua hanya memfokuskan anak pada prestasi dan nilai memuaskan di sekolah, potensi anak justru akan layu sebelum bisa berkembang.
Nilai dan prestasi di sekolah memanglah penting, tapi jangan lupa kalau orang tua juga perlu mendukung perkembangan berbagai aspek lain dalam kehidupan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan positif.
Penulis : Panji R.A